01
September 2012 17:18 WIB
NTT Aktifkan lagi Forum Pengurangan Risiko Bencana yang Mati
Suri
Penulis :
Palce Amalo
KUPANG---MICOM: Sejumlah lembaga di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaktifkan
kembali Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang mati suri sejak dibentuk
pada 2009.
Forum itu memiliki peran memaksimalkan koordinasi, kerja sama dan komunikasi antara berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap persoalan kebencanaan.
Lembaga yang terlibat dalam FPRB antara lain Handicap Internasional, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Lembaga tersebut memiliki peran masing-masing dalam pengurangan risiko bencana.
Ketua FPRB NTT Yus Nakmofa mengatakan forum mulai disosialisasikan kepada masyarakat pada awal Agustus lalu, sekaligus membangun kesiapsiagaan bencana melalui program pengurangan risiko bencana. "Forum selama ini sudah melakukan penguatan kapasitas masayarakat, termasuk sekolah dan mitigasi," katanya di Kupang, Sabtu (1/9).
Karena baru diaktifkan, forum itu baru akan menyusun rencana aksi daerah selama lima tahun ke depan dalam konteks peningkatan kapasitas masyarakat dan mengurangi risiko bencana. Langkah tersebut dilakukan karena NTT merupakan daerah rawan bencana, terutama bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan kebakaran.
Menurut Yus, jatuhnya banyak korban saat bencana karena masyarakat tidak siap saat bencana terjadi. Terutama pada kelompok rentan, seperti anak-anak dan orang tua. (PO/OL-01)
Forum itu memiliki peran memaksimalkan koordinasi, kerja sama dan komunikasi antara berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap persoalan kebencanaan.
Lembaga yang terlibat dalam FPRB antara lain Handicap Internasional, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Lembaga tersebut memiliki peran masing-masing dalam pengurangan risiko bencana.
Ketua FPRB NTT Yus Nakmofa mengatakan forum mulai disosialisasikan kepada masyarakat pada awal Agustus lalu, sekaligus membangun kesiapsiagaan bencana melalui program pengurangan risiko bencana. "Forum selama ini sudah melakukan penguatan kapasitas masayarakat, termasuk sekolah dan mitigasi," katanya di Kupang, Sabtu (1/9).
Karena baru diaktifkan, forum itu baru akan menyusun rencana aksi daerah selama lima tahun ke depan dalam konteks peningkatan kapasitas masyarakat dan mengurangi risiko bencana. Langkah tersebut dilakukan karena NTT merupakan daerah rawan bencana, terutama bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan kebakaran.
Menurut Yus, jatuhnya banyak korban saat bencana karena masyarakat tidak siap saat bencana terjadi. Terutama pada kelompok rentan, seperti anak-anak dan orang tua. (PO/OL-01)
(PO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar