Pada tanggal 27 hingga 28 November 2012, hujan lebat
mengguyur wilayah kabupaten Timor Tengah Selatan, termasuk desa Pili, kecamatan
Kie, hujan lebat disertai dengan tiupan angin keras membuat masyarakat di
daerah tersebut ketakutan dan merasa
khawatir kalau akan terjadi longsor, karena berdasarkan pengalaman pada
tahun-tahun sebelumnya jika hujan lebat akan berdampak pada bencana longsor,
tanda-tanda alampun mulai muncul diantaranya adalah tiupan angin, retakan tanah
1-5 cm mulai muncul di beberapa wilayah di desa pili termasuk daerah Nepa yang
merupakan daerah yang sangat rentan dengan bencana tanah longsor. Dengan
mengacu pada tanda-tanda alam tersebut dan berpedoman pada sistim peringatan
dini desa Pili yang telah disusun bersama maka seorang Anggota Tim Siaga
Bencana Desa .........................................................
Pada tanggal 29 hingga 1 Desember, hujan juga tidak
kunjung redah/berhenti, bahkan hujan semakin lebat dan juga tiupan angin keras
melanda desa Pili, retakan tanah mulai melebar hingga 10 – 50 cm, mulai Nampak
retakan pada dinding rumah masyarakat, mata air (oepoi) bayangan sudah mulai
nampak di lereng-lereng bukit, dengan berdasarkan pada tanda-tanda alam
tersebut. ......................
Memasuki hari keenam yaitu pada tanggal hujan juga
belum redah, retakan tanah sudah hamper 1 meter, jumlah mata air bayangan
(oepoi) semakin banyak dan debitnya cukup tinggi, mulai nampai terjadi
longsoran kecil-kecilan, seorang anggota tim siaga bencana desa (TSBS),
melaporkan kepada kepada desa bahwa keadaan semakin parah dan masyarakat Nepa
harus segera mengungsi ke tempat yang aman, mendengar laporan tersebut, kepala
desa mengumumkan bahwa daerah Nepa dalam keadaan bahawa dan menginstruksikan
agar segera mengungsi ke tempat yang aman, yang telah disepakati bersama yaitu
kantor desa Pili.
Setelah mendengar informasi/instruksi dari kepala
desa, masyarakat Nepa akan segera dievakusi, semua masyarakat diarahkan ke titik aman pertama yaitu sekitar
daerah Oebone, anggota tim siaga bencana desa segera mendata semua jumlah orang
yang akan dievakusi, dalam proses evakuasi terdapat 5 orang mengalami luka
ringan (diperankan oleh masyarakat), yaitu luka di kepala, tangan patah, kaki
luka. Terdapat ibu hamil 3 orang, tim siaga bencana, segera mengevakuasi
masyarakat dengan mengutamakan kelompok rentan yaitu anak-anak, perempuan,
orang yang berkebutuhan khusus dan lansia. Ketika berada pada titik aman
pertama (Oebone) seorang anggota Tim siaga bencana melakukan pendataan ulang,
dan semuanya dinyatakan lengkap dan segera menuju ketempat aman yaitu kantor
desa Pili dengan menggunakan kendaraan (jika memungkinkan/diakses). Disamping
para anggota tim siaga bencana desa melakukan evakuasi, kepala desa melalui
telepon genggam (HP) melaporkan kejadian bencana ini kepada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan. Diperkirakan yang
menggungsi berjumlah 550 orang dengan rincian sebagai berikut :................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar