BENCANA DISEKITAR KITA
Jumat, 07 September 2012
sosialisasi forum PRB NTT
KUPANG, TIMEX - Guna mengurangi terjadinya bencana alam di NTT, maka
salah satu program kerja yang dilakukan Handicap Internasional Cabang
Kupang menggelar dialog interaktif bersama wartawan media cetak dan
elektronik.Adapun program utama yang nanti digelar yakni pengurangan
risiko bencana (PRB) terutama di sekolah. Mitra kerja yang dilibatkan
dalam dialog interaktif, Jumat (31/8) di aula restoran Nelayan yakni
Ketua Komisi B DPRD Provinsi NTT, Emilia Nomleni, Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Tini Thadeus, DRR
Manajer Handicap Internasional Cabang Kupang, Johanis Pakereng, Ketua
Tim Sembilan Forum PRB sekaligus Direktur Perkumpulan Masyarakat
Penanggulangan Bencana (PMPB) NTT, Yus Nakmofa, Kepala Seksi Pendidikan
Inklusi, Dinas PPO Provinsi NTT, Sunarto, Ketua PMI Provinsi NTT, Guido
Fulbertus serta Direktur LSM Permata Kupang, Paulus Manek. Ketua PMI
Provinsi NTT, Guido Fulbertus menjelaskan, PMI dalam melakukan tugasnya
selalu melakukan sosialisasi penanggulangan bencana, penanganan kondisi
saat bencana dan pasca bencana. Karena itu, PMI NTT sudah beberapa kali
melakukan sosialisasi penanggulangan bencana.Sosialisasi dilakukan atas
kerja sama dengan PMI Belanda untuk beberapa daerah di NTT seperti
Alor, Sikka dan Lembata."Sosialisasi penanggulangan bencana sejak dini
itu dilakukan agar masyarakat bisa tanggap dalam mengatasi bencana. PMI
juga punya sekolah siaga bencana yang dilakukan atas kerja sama dengan
Handicap Internaisonal," jelasnya.Menurut dia, NTT sering dinamakan
taman mini bencana karena memang ada beberapa bencana yang sering
terjadi di NTT.Kepala BPBD NTT, Tini Thadeus mengatakan, daerah NTT
sering dilanda beberapa bencana mulai dari banjir bandang, gunung
meletus, kekeringan hingga tanah longsor dan kebakaran. Karena itu,
forum PRB yang ada sangat penting untuk dibentuk sekaligus untuk
memberikan masukan kepada seluruh masyarakat NTT akan adanya upaya
penanggulangan bencana sejak dini."Saya menyambut baik forum ini karena
sangat mendukung sekali. Kami juga akan bekerja dengan baik selain
adanya dukungan dari beberapa LSM lain termasuk dari multi pihak lain,
ungkapnya.Diakui, pekerjaan-pekerjaan lainnya seperti pembentukan forum
juga sudah dimandatkan dalam undang-undang yang harus ditindaklanjuti.
Kepala Seksi Pendidikan Inklusi, Dinas PPO Provinsi NTT, Sunarto pada
kesempatan itu menjelaskan, selama ini memang ada anak-anak yang
bersekolah di SLB tetapi ada juga yang bersekolah di sekolah yang biasa.
Umumnya, fasilitas bangunan yang kurang bagus sering memicu adanya
bencana yang berdampak pada jatuhnya korban. Namun demikian, Dinas PPO
NTT sangat mendukung pembentukan forum PRB."Diharapkan agar forum PRB
yang dibentuk ini bisa mengakomodir semua kebutuhan-kebutuhan khusus
termasuk pada penanggulangan bencana. Anak-anak dan guru harus dilatih
untuk bisa menanggulangi bencana sejak dini," katanya.Direktur LSM
Permata Kupang, Paulus Manek menjelaskan, penyandang fisibilitas (orang
yang punya kebutuhan khusus) juga harus diberikan pemahaman akan
pentingnya penanggulangan dini terhadap bencana. Karena itu, dengan
keterlibatan para fisibilitas, maka mereka bisa dibekali dengan
pengetahuan penanganan bencana. "Ada banyak hal yang terjadi dengan
adanya bencana sehingga isu bencana harus bisa diangkat sekaligus para
penyandang fisibilitas agar berbuat sesuatu guna penyelamatan diri saat
bencana," kata Paulus.Ketua Komisi B DPRD Provinsi NTT, Emilia Nomleni
menjelaskan, sejak forum PRB dibentuk sudah menjadi komitmen bersama
karena diatur dalam Perda Nomor 16/2008 tentang Penanggulangan
Bencana.Hal itu dilakukan sejak awal atau pra bencana, masa bencana dan
masa setelah bencana. "Pemahaman akan bencana sejak dini harus dilakukan
sehingga jika terjadi bencana, maka ada upaya pencegahan.
Penanggulangan terhadap bencana juga dikategorikan sesuai kelompoknya
dan diatur sesuai tupoksi masing-masing SKPD atau LSM," ujar
Emilia.Diakui, selama ini DPRD Provinsi NTT selalu mengalokasikan
anggaran untuk bencana. Akan tetapi, jika perencanaannya sesuai
kenyataan atau fakta, maka anggaran yang diajukan akan ditindaklanjuti
dengan baik oleh DPRD Provinsi NTT. (mg10/ays)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar